Kamis, 02 Desember 2010

-Sejarah Kelam Senjata Kimia Korea Utara

Sejak Korea Utara menolak bergabung di Konvensi Senjata Kimia, dunia curiga negara ini melakukan program berbahaya. Apakah kekhawatiran ini akan terwujud?
Sejak tahun 1954, Korea Utara dilaporkan mendirikan unit pertahanan biologis dan kimia reguler, mirip dengan model Soviet yaitu Nuclear, Biological and Chemical (NBC). Berdasarkan rancangan yang tercantum pada First Five Year Plan (1957-1961), pengembangan industri kimia organik dan unorganik harus berkembang pesat. Bahkan, mereka membangun fasilitas itu selama pendudukan Jepang.
Pada akhir 1961, Kim II Sung mengeluarkan Deklarasi Bahan Kimia (Declaration of Chemicalisation). Seruan ini sebagai upaya yang lebih besar untuk mengembangkan fasilitas produksi berbagai bahan kimia, demi mendukung berbagai sektor perekonomian Korea Utara. Menurut keterangan Departemen Pertahanan Nasional Korea Selatan di 1961, deklarasi ini menggambarkan pengakuan Korea Utara atas perang bahan kimia.
Karena memiliki infrastruktur kimia yang besar, Korea Utara dapat menghasilkan sejumlah bahan kimia berbahaya dari senyawa fosfat, amonium, fluorida, klorida dan belerang. Bahan kimia itu dimanfaatkan untuk program kimia sipil dalam proses pembuatan senjata kimia.
Laporan resmi pertama soal produksi senjata kimia Korea Utara diterbitkan bulan Januari 1987. Publikasi ni dilakukan oleh Departemen Pertahanan Nasional Korea Selatan yang menyebutkan bahwa negara paling terisolasi itu memiliki 250 ton senjata kimia yang bisa menghancurkan saraf. Bahan kimia Ini dirancang untuk dikirim lewat peluru rudal.
Pada 1992, sebagai bagian dari negosiasi Konvensi Senjata Kimia (Chemical Weapons Convention / CWC) yang hampir berakhir, Korea Selatan lagi-lagi membocorkan informasi soal senjata kimia Korea Utara untuk mendorong mereka menandatangani konvensi itu. Oktober 1992, Korea Utara ternyata memiliki 1.000 ton bahan kimia di enam fasilitas penyimpanan. Jumlah ini meningkat empat kali lipat dibandingkan informasi pada 1987 sebanyak 250 ton.
Sayangnya, Korea Utara pada 13 Januari 1993 menyangkal informasi soal program senjata kimia tersebut. Mereka juga menolak untuk bergabung di CWC.
Korea Utara berargumen bahwa mereka memiliki alasan yang kuat untuk meningkatkan program senjata kimia pada tahun 1990-an hingga pertengahan. Ini sebagai cara mengimbangi program nuklir yang dibatasi oleh Agreed Framework Oktober 1994.

source: inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar